Minggu, 20 Oktober 2013

Filsafat Ilmu



Filsafat Ilmu
  1. Fenomena perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini apa yang dapat saudara rasakan, fenomena-fenomena tersebut jelaskan berbagai dampak positif dan negatif?
            Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan bersumber dari  ilmu filsafat. Sehingga jika terjadi pada ilmu pengetahuan seharusnya diikuti dengan ilmu filsafat juga. Tetapi kenyataannya tidak semua perkembangan ilmu pengetahuan dapat dijelaskan dengan ilmu filsafat. Bukan karena kedua hal tersebut memiliki perbedaan yang sangat jauh, tetapi justru ilmu pengetahuan yang merasa atau beranggapan masih bayak yang perlu dipelajari dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Sehingga membuat jarak yang semakin jauh antara ilmu pengehuan dan ilmu filsafat, yang nantinya anggapan tersebut dikenal dengan ilmu terapan. Dan akan semakin berkembang menjadi teknologi, misalnya penemuan mesin uap oleh Jamess Watt yang mendorong tercetusnya revolusi industri di Inggris pada awal abad 18.
            Contoh tersebut merupakan bukti dari sebuah perkembangan ilmu pengetahuan yang cukup berpengaruh dari ilmu tersebut, tetapi perkembangan tersebut tidak dapat dijelaskan oleh ilmu filsafat. Karena tidak mungkin sebuah mesin dapat mendorong terjadinya revolusi menurut pandangan ilmu filsafat. Walaupun perkembangan itu sebenarnya bukan berasal dari ilmu pengetahuan sepenuhnya, tetapi justru masih terkait dengan ilmu filsafat yaitu dari tokoh-tokoh yang menjadi sumber ilmu pngetahuan adalah tokoh-tokoh yang juga menjadi pemikir dari ilmu filsafat, yaitu Rene-Descrates, Thomas Hobbes, Isaac Newton, Charles Darwin, Hegel dan August Comte. Sehingga walau jarak antara ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan cukup jauh, mereka tidak dapat dipisahkan secara langsung.
            Sehingga seberapa besar ilmu pengetahuan pasti tidak akan lepas dari campur tangan ilmu filsafat. Namun, sesungguhnya mengenai perkembangan ilmu filsafat ada yang lebih memprihatinkan dari perkembangan ilmu itu sendiri yaitu dampak terhadap  peradaban manusia. Dampak tersebut begitu banyak yang muncul seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dampak yang muncul bermacam-macam, ada yang berdampak positif dan negatif.
           
            Dampak positif yaitu dampak yang dapat dirasakan secara langsung yang memiliki sifat dan manfaat bagi peradaban manusia. Contohnya, begitu banyak munculnya pemikiran-pemikiran para filosofi,yang diawali Rene-Descartes atau Cartesius dengan ilmu pasti yaitu system koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar (Orthogonal Coordinat System). Pentingnya sistem yang dikemukakan Descrates terletak pada diciptakannya antara ilmu ukur dibidang datar dengan aljabar yang memiliki hubungan, sehingga ilmu tersebut akan berguna pada perhitungan bidang datar yang rumit sekalipun. Dan masih banyak pemikir filsafat yang lain dan beserta penemuannya. Maka sesungguhanya manfaat dari pekembangan ilmu pengetahuan ini akan memudahkan setiap kegiatan manusia.
            Namun selain ada dampak positif, perkembangan ilmu pengetahuan juga dapat mendatangkan dampak negatif. Dampaknya dapat dirasakan secara langsung namun membawa kerusakan dan kehancuran bagi peradaban manusia. Misalnya, tindakan peledakan bom, karena sesungguhnya bom itu adalah model atau bentuk dari perkembangan ilmu pengetahuan, sedangkan tindakan atau perilaku tersebut dapat dikelompokan sebagai gejala patologi sosial yang disebut agresi social. Dengan demikian tindakan peledakan bom akan mendatangkan kerusakan bagi kehidupan manusia sekitar dan menghancurkan bangunan-bangunan bersejarah atau bangunan bernilai seni, dapat mengganggu kinerja pemerintahan.
  1. Mengapa gejala atau kecendrungan spesialisasi muncul saat ini?
            Pada dasarnya spesialisasi ilmu pengetahuan muncul disebabkan karena ilmu pengetahuan memiliki metode, obyek, dan tujuan masing-masing. Sehingga jika hanya mempelajari ilmu pengetahuan secara umum akan mendatangkan begitu banyak polemik bagi orang itu sendiri. Sebab sebuah ilmu pengetahuan akan diterima oleh masyarakat harus memerlukan sebuah penjelasan terperinci tentang ilmu pengetahuan tersebut agar masyarakat umum mudah memahami bukan hanya masyarakat tertentu saja. Misalnya biokimia dan kimia umum, keduanya memiliki ‘Hukum’ yang dapat dikatakan sama, tetapi seorang sarjana biokimia perlu pengetahuan susunan dan bekerjanya organisme-organisme yang tidak dituntut bagi seorang ahli kimia organik.
           Sehingga mengakibatkan spesialisasi muncul saat ini adalah dampak dari adanya kepentingan manusia. Karena ada anggapan bahwa penerapan ilmu pengetahuan yang menyeluruh tidak semuanya bermanfaat namun setelah adanya spesialisasi maka akan lebih bermanfaat bagi manusia, bahkan sebaliknya yaitu ada yang mengancam manusia.
Dengan dasar anggapan tersebut spesialisasi ilmu pengetahuan diharapkan dapat mengatasi persoalan-persoalan bagi ilmuwan sendiri dan bagi dunia, karena dunia tempat ilmu pengetahuan dipraktekkan “demi kepentingan manusia”
  1. Apa solusi yang dapat ditawarkan secara filosofi?
            Solusi disini adalah solusi yang ditawarkan mengenai adanya spesialisasi ilmu pengetahuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa spesialisasi ilmu pengetahuan memiliki begitu banyak masalah yang muncul bersamaan dengan munculnya spesialisasi ilmu pengetahuan. Masalah yang paling dekat adalah masalah yang berasal dari orang yang mempelajari ilmu pengetahuan yang sudah mengalami spesialisasi. Mereka menganggap bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari lebih lengkap dan mandiri dari ilmu pengetahuan secara umum. Jika menghadapi permasalahan tersebut adalah dengan diberikannya fasilitas mengenai ilmu pengetahuan tersebut, sehingga dia dapat mendalami ilmu pengetahuan yang telah dimiliki dan berharap dapat dihasilkan sebuah penemuan yang dapat dipelajari oleh orang lain, dari penemuan tersebut maka akan dapat dibandingkan dengan konsep dari ilmu pengetahuan secara umum.
            Dari akibat tersebut akan memunculkan akibat yang lebih cepat penanganannya, yaitu mengenai penerapan dari ilmunya sendiri yang kurang mempertimbangkan akibat-akibatnya. Sehingga solusinya dengan cara membandingkan hasil dari ilmu pengetahuan spesialisasi yang telah dimiliki dengan hasil dari ilmu  pengetahuan secara umum, sehingga nantinya akan diketahui apakah metode, obyek, dan tujuan dari ilmu pengetahuan miliknya dapat diterapkan sebagaimana mestinya. Dengan mengetahui metode, obyek, dan tujuan yang tepat, maka secara tidak langsung sudah memberikan solusi mengenai penerapannya. Dengan adanya kecenderungan spesialisasi tersebut akan menghasilkan sebuah sitesis antara bidang ilmu satu denga bidang ilmu lainnya. Dan dari hasil sintesis ini akan menghasilkan bidang ilmu baru atau bentuk penemuan-penemuan lain yang lebih sempurna.
  1. Basis-basis eksistensi ilmu. Jelaskan fungsi masing-masing dalam kerangka eksistensi suatu ilmu?
            Setiap ilmu itu berasal dari setiap pemikiran seseorang, namun pada dasarnya pemikiran itu terdiri atas postulat, asumsi, dan prinsip. Pemikiran tersebut berawal dari postulat. Postulat itu memiliki arti sebagai anggapan dasar konseptual tentang sesuatu wujud yang dipandang dari sudut pandang tertentu tentang sesuatu. Postulat merupakan cara ilmuwan untuk melihat sesuatu hal sebelum memulai untuk menganalsis hal tertentu. Pemikiran kedua yaitu asumsi.
Asumsi yaitu anggapan mengenai cara pandang dan kondisi  dari sesuatu yang sudah dilihat pada awalnya. Asumsi adalah sebuah pernyataan yang harus diverifikasikan atau dijelaskan kebenarannya apakah materi yang dikandung pernyataan tersebut sesuai dengan kenyatan atau tidak. Sehingga jika pada postulat bisa atau tidak diterima secara langsung, namun pada asumsi harus memerlukan penjelasan lebih dalam mengenai sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya.
            Tahap terakhir adalah  prinsip. Prinsip merupakan pemikiran dasar dalam mengembangkan tubuh pengetahuan teoretis. Sehingga pada akhirnya prinsip itu menentukan bermanfaat atau merugikan bagi kehidupan sebuah penemuan itu sendiri. Namun tetap memerlukan sebuah penjelasan yang mendalam karena prinsip juga merupakan pernyataan yang menghubungkan seperangkat postulat dan asumsi, supaya nantinya dapat diterima oleh masyarakat.
  1. Bentuk implementasi masalah basis eksistensi dalam penerapan dan pengembangan ilmu?
            Pada dasarnya, pemikiran sebelum menjadi ilmu akan membutuhkan waktu dan tenaga yang harus dikorbankan ditambah lagi dengan masalah yang harus diselesaikan sebelum akhirnya ilmu tersebut diterima oleh masyarakat. Sebelum postulat diterima oleh masyarakat, masyarakat masih beranggapan para pemikir hanya memiliki hak atas pemikirannya. Sehingga tidak ada yang memberikan penolakan terhadap pemikiran itu, karena pemikir pada saat itu masih jarang dan tidak ada pertentangan antar satu pemikir dengan yang lain maka pada akhirnya masyarakat mampu menerima postulat tersebut. Contoh  implementasinya adalah postulat dalam ilmu ekonomi. Dalam ilmu ekonomi manusia dipostulatkan sebagai ’makhluk yang membutuhkan benda agar ia mampu hidup dan berkehidupan’. Benda adalah ’wujud yang dapat memuaskan kebutuhan manusia’. Dalam hal ini untuk memenuhi kebutuhan benda tersebut diperlukan pengorbanan untuk mendapatkan ’benda ekonomi’ yang dipostulatkan sebagai kegiatan ekonomi yakni ’kegiatan manusia dalan rangka memenuhi kebutuhan hidupnya’. Sedangkan jika diterapkan dalam ilmu pendidikan
            Namun pada ranah asumsi, mulailah masyarakat memiliki pernyataan yang boleh dikatakan menentang dari pemikiran tersebut. Sebuah asumsi harus mengacu pada realitas supaya masyarakat dapat menilai asumsi tersebut sesuai atau tidak dengan kenyataan di sekitar. Contoh implementasinya adalah saat di luar negeri orang berasumsi bahwa ’pendidikan tinggi cukup memberikan pengetahuan yang bersifat kognitif (anggapan tipe 1), sebab mereka beraggapan bahwa ’pendidikan menengah telah cukup membentuk pendidikan afektif sehingga tidak diperlukan lagi’ (anggapan tipe 2). Dengan demikian mereka juga menganggap bahwa ’program pascasarjana adalah perluasan dan pendalaman wawasan pengetahuan teoretis’ (anggapan tipe 3). Mereka menganggap bahwa ’program pendidikan sarjana telah cukup membentuk kemampuan metodologis sehingga tidak perlu diperkuat lagi’ (anggapan tipe 2). Beberapa anggapan tersebut tidaklah perlu lagi diverifikasi secara empiris melainkan hanya cara pandang tersebut bisa ditolak atau tidak berdasarkan fakta empiris. Karena di dunia sosial jarang ada pernyataan yang berlaku secara universal berlaku dimana saja da kapan saja. Karena mungkin saja sumsi ’x’ adalah benar tetapi di tempat lain tidak. Pada tempat yang sama pada kurun waktu tertentu mungkin asumsinya adalah benar, di tempat yang sama pada kurun waku yang berlainan, kenyataannya telah berubah dan tidak lagi mendukung pernyataan itu.
            Namun pada ranah prinsip masyarakat memiliki hak untuk setuju atau tidak dengan pemikiran itu. Sebab prinsip itu sesungguhnya boleh dikatakan bahan setangah jadi dari pemikiran, sehingga dengan mudah masyarakat melihat dimana letak kekurangan  atau kelebihan dari pemikiran itu. Setelah pemikiran tersebut selesai diverifikasi yang nantinya merasakan dampak dari pemikiran itu adalah masyarakat sendiri, jika nantinya dampak yang dihasilkan dari pemikiran itu lebih kepada dampak negatif berarti masyarakat berhak untuk menentang karena telah menyalahi dari dasar pemikiran yaitu ”demi kepentingan manusia”. Sebagai contohnya adalah kita ambil prinsip ekonomi yaitu ’memperoleh kepuasan sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya’. Pada pembahasan sebelumnya mengenai postulat ekonomi yaitu ’makhluk membutuhkan benda ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya’, dan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya diasumsikan sebagai ’makhluk hedonis’ yakni makhluk yang selalu berusaha mendapatkan kenikmatan atau kepuasan yang sebesar-besarnya. Sehingga dalam hal ini manusia dalam kegiatan ekonomi yaitu untuk memenuhi kebutuhannya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan kepuasan yang sebesar-besarnya. Dari hubungan tersebut didapatkan bahwa dalam prinsip ekonomi yang terkenal tersebut yakni bagaimana manusia mempergunakan prinsip untuk ’mendapatkan kepuasan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya’ dalam kegiatan ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar