Minggu, 20 Oktober 2013

Cegah Dehidrasi Agar Tubuh Sehat


Luciana D. Sutanto
Cegah Dehidrasi Agar Tubuh Sehat
Saat ini kita akan berbincang secara khusus mengenai tema yang mengandung nilai edukasi cukup tinggi, yaitu dehidrasi dan pengaruhnya terhadap kualitas kehidupan manusia.  Dehidrasi atau lazim kita kenal dengan kekurangan cairan dalam tubuh memiliki dampak bagi kualitas kehidupan manusia, antara lain tingkat suasana hati atau mood dan bisa juga berpengaruh terhadap tingkat konsentrasi serta kualitas kemampuan kognisi manusia. Kita akan membicarakannya dengan Dr. dr. Luciana D. Sutanto, MS, SpGK, spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Berdasarkan hasil wawancara secara khusus dengan Ibu Luciana D. Sutanto dengan Ansy Lema, berikut penuturannya lebih mendalam.”Seperti yang kita ketahui, air sangat penting bagi tubuh kita, selain itu menurut hasil penelitian juga menjalaskan bahwa 60 persen tubuh kita adalah air, meskipun tentu saja tubuh kita tidak seperti gelas atau botol,” pungkasnya. Artinya, air dalam tubuh tidak terkonsentrasi di suatu tempat tertentu melainkan ada di dalam sel dan   pembuluh darah. Itu yang kita sebut sebagai jaringan interstitial. Di dalam pembuluh darah, jumlah air yang ikut atau berperan dalam metabolisme sekitar lima persen saja. Karena itu untuk dehidrasi yang ringan tetapi sudah mengganggu jumlah air yang ada di pembuluh darah, sudah bisa menimbulkan keluhan-keluhan.
Menurut Ibu Luciana D. Sutanto, dalam ilmu kedokteran dehidrasi juga terbagi atas beberapa kategori, yaitu ringan, sedang, dan berat. Tanda-tanda lain bahwa kita mengalami dehidrasi adalah berdasarkan warna urine, yaitu semakin pekat warna urine artinya semakin berat. Perbedaan dehidrasi ringan, sedang dan berat tentu saja berapa cairan yang hilang dari dalam tubuh. Semakin banyak yang hilang, maka gejalanya akan semakin nyata dan berat. Pada dehidrasi sedang, keluhannya bisa berdebar-debar, tensi turun, bisa apatis dan kekenyalan kulit turun. Kalau pada wanita, wajah bisa menjadi keriput. Untuk dehidrasi berat, hal itu bisa sampai membuat keadaan shock.
Tingkat kebutuhan air antara antar satu individu dengan lainnya pun berbeda tetapi seringkali yang disampaikan adalah sekitar delapan gelas untuk orang dewasa per hari. Sebenarnya hitungan itu juga benar karena kebutuhan orang dewasa sekitar 35 cc per kilogram berat badan per hari. Kalau itu dihitung untuk rata-rata berat badan orang Indonesia antara 50 – 60 kg, maka hasilnya sekitar delapan sampai 10 gelas. Selain itu pengaruh dari perbedaan gender, atau dari sisi aktifitas yang berbeda, atau dari sisi usia dan juga dari berat badan juga mengakibatkan perbedaan kebutuhan akan air. Bagi mereka yang berat badannya kita sebut gemuk, maka penguapan airnya juga lebih tinggi. Wanita membutuhkan air lebih sedikit dibanding pria karena komposisi tubuhnya berbeda. Komposisi tubuh pria lebih banyak mengandung otot dan di situ tersimpan air, sementara komposisi tubuh wanita lebih banyak lemak. Usia juga berpengaruh. Yang juga memberikan pengaruh besar adalah akitifitas fisik yang mengeluarkan cairan, seperti kita berolah raga akan mengeluarkan keringat, sehingga tentu saja kebutuhan cairannya lebih tinggi.
Sebenarnya yang menjadi pangkal penyebab dehidrasi terjadi adalah keseimbangan yang terganggu. Jadi bisa karena asupannya yang tidak cukup atau bisa juga karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak. Misalnya, kalau biasanya tidak olah raga kemudian pada hari ini olah raga dan kepanasan, maka itu membuat banyak cairan yang hilang dari tubuh. Apalagi ditambah yang biasanya minum cukup tapi karena dalam perjalanan jauh dan tidak ingin pergi ke toilet bolak-balik membuat dia menahan minum. Ini sebenarnya tidak sehat untuk fisiologi tubuh. Untuk menjaga kesehatan atau fisiologi tubuh, maka kita membutuhkan air yang cukup untuk tubuh. Itu termasuk untuk kesehatan ginjal juga. Namun untuk jenis penyakit ginjal tertentu, dokter seringkali membatasi pasiennya untuk minum atau mengkonsumsi air. Itu karena kalau kelebihan mengkonsumsi air, maka tubuh tidak akan bisa mengeluarkan cairan sehingga tubuh akan menjadi bengkak-bengkak.
Luciana D. Sutanto juga mengingatkan bahwa kita harus minum atau mengkonsumsi air yang cukup agar tidak dehidrasi untuk menjaga kesehatan. Pangkal penyebab dehidrasi adalah keseimbangan cairan di tubuh yang terganggu. Jadi bisa karena asupannya yang tidak cukup atau bisa juga karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak. Selain yang kita bahas tadi yaitu air, sebenarnya tubuh juga memerlukan makanan sehat. Sekarang kita mengacu pada piramida makanan dan gizi seimbang, sehingga tubuh kita harus terpenuhi dengan karbohidrat, protein, lemak, kalori yang cukup, artinya tidak lebih dan tidak kurang. Air juga demikian, kita harus perlakukan secara tidak lebih dan tidak kurang.
Setelah kita membahas permasalahan tentang asupan air dalam tubuh kita, ada faktor  lain yang memengaruhi seseorang mengalami dehidrasi, yaitu masalah makanan. Sebenarnya makan juga dipengaruhi oleh kebiasaan, selera, kultur dan masih banyak lagi pengaruh-pengaruh lainnya. Kedua hal antara makanan dan minuman itu sangat terkait dengan selera, life style dan kultur, ada kebiasan-kebiasaan di masyarakat tertentu yang mungkin pola makan mereka tidak kompatibel dengan upaya untuk mencegah dehidrasi.
Selain makanan dan minuman yang memacu seseorang untuk mengalami dehidrasi, faktor lingkungan ita tinggal juga sangat berpengaruh terhadap tubuh kita. Kalau kita hidup di kota-kota besar maka kita sulit sekali untuk tidak berada di ruangan berpendingin. Ada yang mengatakan hal itu juga bisa mempercepat dehidrasi. Kalau ruangan tidak ber-AC berarti kita lebih berkeringat. Untuk ruangan AC ini kita lebih bicara mengenai kering dipermukaan, seperti mukosa yaitu mulut lebih kering, kulit juga demikian. Tetapi tidak berarti bahwa kalau kita mengkonsumsi cairan yang cukup kemudian tidak akan kering karena ini dipermukaan. Jadi, mungkin kita memerlukan juga semacam pelembab kulit dan minum lebih sering karena mukosa lebih terpapar AC. Selain itu, kita juga harus mampu memetakan letak geografis Indonesia yang mengakibatkan negara kita cuma punya dua musim, yaitu panas dan hujan. Sementara di belahan bumi lain ada empat musim, faktor musim ini yang membuat ada perbedaan dehidrasi di Indonesia dan negara lainnya. Dehidrasi di negara empat musim di mana pada satu saat ada musim panas yang peralihan musimnya ekstrim sehingga bisa membuat dehidrasi. Tetapi di Indonesia mungkin tidak begitu ekstrim karena tubuh akan beradaptasi hanya dua musim. Jadi rasanya tidak membuat dehidrasi tapi sebenarnya di musim kemarau tubuh membutuhkan pasokan air yang lebih banyak. Dehidrasi tidak hanya disebabkan oleh asupan cairan sehari-hari kita saja, namun faktor lingkungan pun juga memengaruhi kondisi tubuh kita.
Sebaiknya jangan sampai kita dehidrasi, sehingga tubuh sehat dan tidak harus menunggu ada gangguan kemudian baru diterapi. Mengupayakan lebih baik tidak dehidrasi karena sekarang eranya adalah preventif (pencegahan). Jadi kita harus minum atau mengkonsumsi air yang cukup untuk menjaga kesehatan. Imbauan dan saran dokter untuk masyarakat agar kejadian dehidrasi dapat ditekan sampai pada titik nol ini adalah dengan mengonsumsi air yang cukup, baik dari makanan dan minuman. Kemudian memilih air yang baik yaitu yang aman. “Kalau kita bicara mengenai air putih, maka tentu saja yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung zat-zat berbahaya.” Kalau ingin mengkonsumsi minuman air kemasan, kita harus juga memilih yang baik dengan produsen yang bertanggung jawab. “Kalau memilih minuman yang tidak kemasan maka harus memasaknya sampai matang.” Nah, ini yang perlu diperhatikan!” tutur Ibu Luciana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar