Luciana
D. Sutanto
Cegah
Dehidrasi Agar Tubuh Sehat
Saat ini kita akan
berbincang secara khusus mengenai tema yang mengandung nilai edukasi cukup
tinggi, yaitu dehidrasi dan pengaruhnya terhadap kualitas kehidupan manusia. Dehidrasi atau lazim kita kenal dengan
kekurangan cairan dalam tubuh memiliki dampak bagi kualitas kehidupan manusia,
antara lain tingkat suasana hati atau mood dan bisa juga berpengaruh
terhadap tingkat konsentrasi serta kualitas kemampuan kognisi manusia. Kita
akan membicarakannya dengan Dr. dr. Luciana D. Sutanto, MS, SpGK, spesialis
gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Berdasarkan
hasil wawancara secara khusus dengan Ibu Luciana D. Sutanto dengan Ansy
Lema, berikut penuturannya lebih mendalam.”Seperti yang kita ketahui,
air sangat penting bagi tubuh kita, selain itu menurut hasil penelitian juga
menjalaskan bahwa 60 persen tubuh kita adalah air, meskipun tentu saja tubuh
kita tidak seperti gelas atau botol,” pungkasnya. Artinya, air dalam tubuh
tidak terkonsentrasi di suatu tempat tertentu melainkan ada di dalam sel
dan pembuluh darah. Itu yang kita sebut sebagai
jaringan interstitial. Di dalam pembuluh darah, jumlah air yang ikut atau
berperan dalam metabolisme sekitar lima persen saja. Karena itu untuk dehidrasi
yang ringan tetapi sudah mengganggu jumlah air yang ada di pembuluh darah,
sudah bisa menimbulkan keluhan-keluhan.
Menurut Ibu
Luciana D. Sutanto, dalam ilmu kedokteran dehidrasi juga terbagi atas beberapa
kategori, yaitu ringan, sedang, dan berat. Tanda-tanda lain bahwa kita
mengalami dehidrasi adalah berdasarkan warna urine, yaitu semakin pekat warna
urine artinya semakin berat. Perbedaan
dehidrasi ringan, sedang dan berat tentu saja berapa cairan yang hilang dari
dalam tubuh. Semakin banyak yang hilang, maka gejalanya akan semakin nyata dan
berat. Pada dehidrasi sedang, keluhannya bisa berdebar-debar, tensi turun, bisa
apatis dan kekenyalan kulit turun. Kalau pada wanita, wajah bisa menjadi
keriput. Untuk dehidrasi berat, hal itu bisa sampai membuat keadaan shock.
Tingkat kebutuhan air antara antar satu individu dengan lainnya pun
berbeda
tetapi seringkali yang disampaikan adalah sekitar delapan gelas untuk orang
dewasa per hari. Sebenarnya hitungan itu juga benar karena kebutuhan orang
dewasa sekitar 35 cc per kilogram berat badan per hari. Kalau itu dihitung
untuk rata-rata berat badan orang Indonesia antara 50 – 60 kg, maka hasilnya
sekitar delapan sampai 10 gelas. Selain
itu pengaruh dari perbedaan gender, atau dari sisi aktifitas yang berbeda, atau
dari sisi usia dan juga dari berat badan juga mengakibatkan perbedaan kebutuhan
akan air. Bagi mereka yang berat badannya kita sebut gemuk, maka
penguapan airnya juga lebih tinggi. Wanita membutuhkan air lebih sedikit
dibanding pria karena komposisi tubuhnya berbeda. Komposisi tubuh pria lebih
banyak mengandung otot dan di situ tersimpan air, sementara komposisi tubuh
wanita lebih banyak lemak. Usia juga berpengaruh. Yang juga memberikan pengaruh
besar adalah akitifitas fisik yang mengeluarkan cairan, seperti kita berolah
raga akan mengeluarkan keringat, sehingga tentu saja kebutuhan cairannya lebih
tinggi.
Sebenarnya yang menjadi pangkal penyebab dehidrasi terjadi
adalah keseimbangan yang terganggu. Jadi bisa karena asupannya yang tidak cukup
atau bisa juga karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak. Misalnya, kalau
biasanya tidak olah raga kemudian pada hari ini olah raga dan kepanasan, maka
itu membuat banyak cairan yang hilang dari tubuh. Apalagi ditambah yang biasanya
minum cukup tapi karena dalam perjalanan jauh dan tidak ingin pergi ke toilet
bolak-balik membuat dia menahan minum. Ini sebenarnya tidak sehat untuk
fisiologi tubuh. Untuk menjaga kesehatan atau fisiologi tubuh, maka kita
membutuhkan air yang cukup untuk tubuh. Itu termasuk untuk kesehatan ginjal
juga. Namun untuk jenis penyakit ginjal tertentu, dokter seringkali membatasi
pasiennya untuk minum atau mengkonsumsi air. Itu karena kalau kelebihan
mengkonsumsi air, maka tubuh tidak akan bisa mengeluarkan cairan sehingga tubuh
akan menjadi bengkak-bengkak.
Luciana D.
Sutanto juga mengingatkan bahwa kita harus minum atau mengkonsumsi air yang
cukup agar tidak dehidrasi untuk menjaga kesehatan. Pangkal penyebab dehidrasi
adalah keseimbangan cairan di tubuh yang terganggu. Jadi bisa karena asupannya
yang tidak cukup atau bisa juga karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak. Selain
yang kita bahas tadi yaitu air, sebenarnya tubuh juga memerlukan makanan sehat.
Sekarang kita mengacu pada piramida makanan dan gizi seimbang, sehingga tubuh
kita harus terpenuhi dengan karbohidrat, protein, lemak, kalori yang cukup,
artinya tidak lebih dan tidak kurang. Air juga demikian, kita harus perlakukan
secara tidak lebih dan tidak kurang.
Setelah kita
membahas permasalahan tentang asupan air dalam tubuh kita, ada faktor lain yang memengaruhi seseorang mengalami
dehidrasi, yaitu masalah makanan. Sebenarnya makan juga dipengaruhi oleh
kebiasaan, selera, kultur dan masih banyak lagi pengaruh-pengaruh lainnya. Kedua
hal antara makanan dan minuman itu sangat terkait dengan selera, life style dan kultur, ada
kebiasan-kebiasaan di masyarakat tertentu yang mungkin pola makan mereka tidak
kompatibel dengan upaya untuk mencegah dehidrasi.
Selain makanan
dan minuman yang memacu seseorang untuk mengalami dehidrasi, faktor lingkungan
ita tinggal juga sangat berpengaruh terhadap tubuh kita. Kalau kita hidup di kota-kota besar maka kita
sulit sekali untuk tidak berada di ruangan berpendingin. Ada yang mengatakan
hal itu juga bisa mempercepat dehidrasi. Kalau ruangan tidak ber-AC
berarti kita lebih berkeringat. Untuk ruangan AC ini kita lebih bicara mengenai
kering dipermukaan, seperti mukosa yaitu mulut lebih kering, kulit juga
demikian. Tetapi tidak berarti bahwa kalau kita mengkonsumsi cairan yang cukup
kemudian tidak akan kering karena ini dipermukaan. Jadi, mungkin kita
memerlukan juga semacam pelembab kulit dan minum lebih sering karena mukosa
lebih terpapar AC. Selain itu, kita
juga harus mampu memetakan letak geografis Indonesia yang mengakibatkan negara
kita cuma punya dua musim, yaitu panas dan hujan. Sementara di belahan bumi
lain ada empat musim, faktor musim ini yang membuat ada perbedaan dehidrasi di
Indonesia dan negara lainnya. Dehidrasi di negara empat musim di mana
pada satu saat ada musim panas yang peralihan musimnya ekstrim sehingga bisa
membuat dehidrasi. Tetapi di Indonesia mungkin tidak begitu ekstrim karena
tubuh akan beradaptasi hanya dua musim. Jadi rasanya tidak membuat dehidrasi
tapi sebenarnya di musim kemarau tubuh membutuhkan pasokan air yang lebih
banyak. Dehidrasi tidak hanya disebabkan oleh asupan cairan sehari-hari kita
saja, namun faktor lingkungan pun juga memengaruhi kondisi tubuh kita.
Sebaiknya jangan
sampai kita dehidrasi, sehingga tubuh sehat dan tidak harus menunggu ada
gangguan kemudian baru diterapi. Mengupayakan lebih baik tidak dehidrasi karena
sekarang eranya adalah preventif (pencegahan). Jadi kita harus minum
atau mengkonsumsi air yang cukup untuk menjaga kesehatan. Imbauan dan saran dokter untuk masyarakat
agar kejadian dehidrasi dapat ditekan sampai pada titik nol ini adalah dengan mengonsumsi
air yang cukup, baik dari makanan dan minuman. Kemudian memilih air yang baik
yaitu yang aman. “Kalau kita bicara mengenai air putih, maka tentu saja yang
tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung zat-zat
berbahaya.” Kalau ingin mengkonsumsi minuman air kemasan, kita harus juga
memilih yang baik dengan produsen yang bertanggung jawab. “Kalau memilih minuman
yang tidak kemasan maka harus memasaknya sampai matang.” Nah, ini yang perlu
diperhatikan!” tutur Ibu Luciana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar